Sarang Teroris, Jokowi Ungkap Demi Stabilitas Keamanan Negara Keputusan Pemblokiran Telegram Sudah Tepat
Rumah Berita - Rumah Nasional - Berita88 - Maraknya pembahasan mengenai aplikasi telegram yang dilakukan pemblokiran, membuat Presiden Jokowi angkat bicara. menurut Jokowi keputusan dari pemerintah untuk memblokir akses aplikasi dari percakapan Telegram bukanlah suatu keputusan yang emosional. Jokowi sendiri juga telah memastikan bila keputusan untuk melakukan pemblokiran atas Telegram telah melalui serangkaian pengamatan dan pembahasan yang panjang.
"Kali ini pihak Pemerintah juga sudah mengamati lama akan hal tersebut," ungkap Jokowi seusai meresmikan Akademi Bela Negara Nasdem di kawasan Pancoran, Jakarta, pada Minggu (16/07/2017).
Menurut Jokowi langkah tersebut harus segera disikapi pemerintah berhubung aplikasi perpesanan tersebut ternyata selama ini kerap digunakan oleh jaringan teroris dalam menyebarkan propaganda yang mengarah kepada hal yang radikal ke masyarakat. Bahkan, pihak kepolisian juga telah memastikan sejumlah pelaku teror bom yang ada di Tanah Air dilakukan semuanya melalui aplikasi Telegram.
"Kita kan disini harus mementingkan keamanan, ya keamanan negara, keamanan masyarakat pastinya, oleh sebab itu sudah menjadi keputusan mutlak (memblokir Telegram) yang harus dilakukan," ujar Jokowi
Selain itu Jokowi juga menegaskan secara langsung, bila pemerintah saat ini juga tengah memfokuskan diri dengan sejumlah ancaman yang dinilai dapat atau malah sudah terbukti mampu mengganggu stabilitas keamanan nasional.
Dan saat ini, lanjut Jokowi, pemerintah juga tengah mengawasi aplikasi lain yang cenderung ataupun berpotensi mengganggu sistem keamanan negara.
"Kalau memang tidak hanya satu, dua, tiga, empat, lima, enam, ribuan yang ada di situ (telegram) yang dikategorikan akan menganggu keamanan negara. Ini jelas sudah sangat menganggu keamanan masyarakat dan kita lihat juga adanya aplikasi-aplikasi yang lain yang bisa digunakan dalam halnya mengganggu keamanan," ucap Jokowi menyakinkan.
Hingga saat ini pihak Kapolri yakni Jenderal Tito Karnavian sebelumnya telah menyatakan bahwa Telegram menjadi salah satu media komunikasi sarang para teroris. Hal itu karena fasilitas yang ada di Telegram yang telah memungkinkan para jaringan ataupun kelompok radikal melakukan propaganda dan menyebar paham yang bertolak belakang dengan ajaran yang ada.
"Nah perlu diketahui bila selama ini fitur dari telegram banyak memiliki keunggulan, diantaranya yaitu mampu membuat sampai 10 ribu member (dalam grup) dan kemudian dapat dienkripsi. Artinya menjadi sanat sulit untuk dideteksi," ungkap Tito sewaktu di Lapangan Silang Monas, Jakarta, Minggu.
Mantan Kapolda Papua itu pun juga memberikan contoh bagaimana sejumlah serangan teroris terjadi berdasarkan komunikasi yang dilakukan via Telegram tersebut.
"Dimulai dari itu bom Thamrin sampai bom Kampung Melayu juga menjadi salah satu aksi yang mepergunakan telegram. Terakhir yang menjadi sasaran yaitu yang ada di Falatehan (penyerangan Brimob), lalu kemudian di Bandung. Ternyata komunikasi yang mereka gunakan semuanya menggunakan Telegram," Tito menegaskan.
Salam Admin Berita88